[SNSD Movement] Donor Darah Sehatkan Tubuh

Diposting oleh 100quarantee on Sabtu, 14 April 2012


Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia, karena merupakan alat transportasi berbagai zat, seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, dan lain sebagainya. Seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan, bahkan mungkin mengakibatkan kematian jika volume darahnya kurang.

Menurut Direktur Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cirebon, Sugianto, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/4), mengemukakan bahwa darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). “Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertiga belas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter,” ungkapnya.

Sugianto juga menjelaskan, darah di dalam tubuh manusia mempunyai umur 120 hari. Setelah 120 hari, darah akan mengalami sebuah proses penghancuran. Sisa dari proses penghancuran tersebut akan berubah menjadi zat besi, apabila tidak dikeluarkan, maka akan mengganggu kerja jantung. “Kalau tidak donor darah, berarti zat besi ini makin lama akan semakin menumpuk kan, itu akan menggangu kerja jantung karena darah lebih kental. Itu bisa menyebabkan gangguan jantung, bisa juga stroke. Kalau dia diambil dengan donor darah sebelum 120 hari, maka darah akan selalu segar, makanya kalau yang sudah donor darah, badannya akan terasa pegal-pegal jika dia tidak donor darah lagi,” terangnya.

Sugianto menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk mendonorkan darahnya ke PMI, karena menurutnya, donor darah sangat bermanfaat bagi si pendonor darah itu sendiri. “Secara moral, donor darah berarti memberikan bantuan kemanusiaan, itu kan kepuasan yang tidak bisa dinilai,” ungkapnya.

Disamping itu, donor darah juga merupakan indikator untuk mengecek apakah seseorang tersebut mempunyai penyakit menular. Ada empat penyakit menular menurut Sugianto, diantaranya seperti HIV, Sipilis, Hepatitis B, dan Hepatitis C. “Hepatitis itu kan penyakit kuning, 4 penyakit ini bisa tanpa gejala. Seseorang belum tentu tidak merasa apa-apa padahal sebenarnya dia mengalami hepatitis, paling tidak si pendonor darah melakukan pemeriksaan sederhana, seperti menghitung denyut nadi dan mengukur tensi darah, karena seorang yang hypertensi, 50% tidak terasa apa-apa,” jelasnya.

Sebelum mendonorkan darahnya, Sugianto menghimbau agar tidak menggunakan obat-obatan, karena itu akan mempengaruhi hasil pemeriksaan lab. “Misalnya ada seseorang mendonorkan darahnya, sebelumnya dia meminum obat antibiotik, darahnya dimasukan kepada orang lain, nah orang ini kebetulan alergi terhadap obat-obatan itu, nah itu kan membahayakan,” terangnya.

Lebih lanjut Sugiono menjelaskan, bahwa ada beberapa kriteria umum pendonor darah yang ditetapkan PMI, seperti usia antara 17 hingga 60 tahun, kemudian berat badan minimal 45 kilogram, tekanan darah 100-180 (sistole) dan 60-100 (diastole).

“Namun, harus diingat, demi menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon pendonor darah yang memiliki kondisi seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS, serta mengalami sakit seperti demam atau influenza, baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari, pernah menerima transfusi kurang dari setahun, begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik, atau akupunktur, hamil, atau sedang menyusui untuk sementara waktu tidak dapat menjadi pendonor darah,” ungkapnya. (Iwan/Job)

cirebonnews | kaskus | kompas | detik | okezone | SNSD Movement

Klik tombol like diatas... Jika anda menyukai artikel ini.
Terima Kasih telah mengunjungi Blog ini,
Jangan lupa untuk memberikan komentar pada form dibawah post ini...

Share / Bagikan Artikel ini ke teman Anda :

{ 0 komentar...Tambahkan Komentar Anda }

Posting Komentar