MEDAN – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan saat ini terus berupaya meningkatkan kemampuan petugas donor darah dan laboratorium yang dimilikinya dengan cara menggelar berbagai pelatihan.
“Pelatihan itu tujuannya untuk meningkatkan kualitas petugas Unit Doroh Donor Darah (UDD) PMI Medan,” kata Direktur UDD PMI Medan dr Gita Aisyarita di Medan, hari ini.
Pelatihan yang berlangsung 5 hingga 9 Maret 2012 di UDD PMI Medan diikuti 30 orang dari petugas UDD PMI Sumut dan Provinsi Aceh. Sebanyak 20 orang diantaranya dari UDD PMI Medan, yakni 17 petugas pengambil darah dan tiga analis laboratorium.
Ia mengatakan, setelah mendapat pelatihan dari lima nara sumber UDD PMI Pusat, petugas dari UDD PMI Medan akan dilatih lagi untuk mendapatkan sertifikasi pengambilan darah dan analis laboratorium mengolah darah.
“Pascaperubahan manajemen di UDD PMI Medan, kita tidak memiliki petugas yang bersertifikasi.Dengan pelatihan ini, maka kita akan memiliki petugas pengambil darah dan analis laboratorium yang bersertifikasi,” katanya.
Ketika ditanya mengenai kebutuhan darah di Medan, Gita mengatakan, masih bisa diatasi dengan baik. Hal itu tidak terlepas semakin meningkatnya kesadaran masyarakat yang mendonor darahnya terutama dalam tiga bulan terakhir.
“Pada Desember tahun lalu, kita dapat 1.200 kantong darah, Januari 2.000 kantong dan Februari 2012 kita dapat 3.000 kantong darah. Jika tetap stabil mendapatkan darah seperti ini, maka kebutuhan darah di Medan tiap hari 100-120 kantong bisa terpenuhi,” jelasnya.
Ia bertekad akan meningkatkan kualitas sumber daya di UDD PMI Medan sekaligus pelayanan kepada masyarakat.Hanya dalam praktiknya manajemen masih swadaya untuk biaya operasional baik untuk gaji pegawai, pembelian reagensia mau pun memperbarui sarana dan prasarana.
Ia mengakui peningkatan kualitas harus sejalan dengan peningkatan sarana dan prasarana yang ada. Saat ini, beberapa fasilitas laboratorium masih produk lama yang sudah tidak bisa berfungsi maksimal.
“Kita tidak mendapatkan anggaran dari APBD Kota Medan, akibatnya langkah kita untuk mengembangkan atau sosialisasi UDD PMI ini tidak maksimal. Kalau seandainya ada APBD, maka kita akan gunakan untuk pembaruan laboratorium, pembelian reagensia dan sosialisasi lainnya,” katanya.
“Pelatihan itu tujuannya untuk meningkatkan kualitas petugas Unit Doroh Donor Darah (UDD) PMI Medan,” kata Direktur UDD PMI Medan dr Gita Aisyarita di Medan, hari ini.
Pelatihan yang berlangsung 5 hingga 9 Maret 2012 di UDD PMI Medan diikuti 30 orang dari petugas UDD PMI Sumut dan Provinsi Aceh. Sebanyak 20 orang diantaranya dari UDD PMI Medan, yakni 17 petugas pengambil darah dan tiga analis laboratorium.
Ia mengatakan, setelah mendapat pelatihan dari lima nara sumber UDD PMI Pusat, petugas dari UDD PMI Medan akan dilatih lagi untuk mendapatkan sertifikasi pengambilan darah dan analis laboratorium mengolah darah.
“Pascaperubahan manajemen di UDD PMI Medan, kita tidak memiliki petugas yang bersertifikasi.Dengan pelatihan ini, maka kita akan memiliki petugas pengambil darah dan analis laboratorium yang bersertifikasi,” katanya.
Ketika ditanya mengenai kebutuhan darah di Medan, Gita mengatakan, masih bisa diatasi dengan baik. Hal itu tidak terlepas semakin meningkatnya kesadaran masyarakat yang mendonor darahnya terutama dalam tiga bulan terakhir.
“Pada Desember tahun lalu, kita dapat 1.200 kantong darah, Januari 2.000 kantong dan Februari 2012 kita dapat 3.000 kantong darah. Jika tetap stabil mendapatkan darah seperti ini, maka kebutuhan darah di Medan tiap hari 100-120 kantong bisa terpenuhi,” jelasnya.
Ia bertekad akan meningkatkan kualitas sumber daya di UDD PMI Medan sekaligus pelayanan kepada masyarakat.Hanya dalam praktiknya manajemen masih swadaya untuk biaya operasional baik untuk gaji pegawai, pembelian reagensia mau pun memperbarui sarana dan prasarana.
Ia mengakui peningkatan kualitas harus sejalan dengan peningkatan sarana dan prasarana yang ada. Saat ini, beberapa fasilitas laboratorium masih produk lama yang sudah tidak bisa berfungsi maksimal.
“Kita tidak mendapatkan anggaran dari APBD Kota Medan, akibatnya langkah kita untuk mengembangkan atau sosialisasi UDD PMI ini tidak maksimal. Kalau seandainya ada APBD, maka kita akan gunakan untuk pembaruan laboratorium, pembelian reagensia dan sosialisasi lainnya,” katanya.
{ 0 komentar...Tambahkan Komentar Anda }
Posting Komentar