Provinsi DKI Jakarta saat ini masih kekuragan stok darah. Dari 161 rumah sakit yang ada di Jakarta, baru 90 rumah sakit yang mempunyai bank darah. Ke depan, diharapkan seluruh rumah sakit dapat memiliki bank darah sebagai salah satu bentuk pelayanan yang baik dan prima bagi masyarakat.
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla di Jakarta Pusat, Selasa (10/4) mengatakan, rumah sakit di Jakarta merupakan yang terbanyak dari wilayah lainnya di Indonesia. Sehingga kebutuhan darah pun terus meningkat.
Ia mengatakan, kuota kantong darah di Jakarta harus lebih banyak. Jika di tingkat nasional persediaan kantong darah mencapai dua persen dari jumlah penduduk Indonesia, maka untuk Jakarta harus tersedia empat persen dari jumlah penduduk ibu kota atau sekitar 400 ribu kantong per tahun.
“Secara nasional kami menargetkan dua persen kantong darah dari jumlah penduduk atau 4,5 juta kantong per tahun. Tapi di DKI targetnya empat persen, kalau penduduknya 10 juta maka targetnya 400 ribu kantong per tahun," ujarnya.
Tahun lalu, disebutkan mantan Wapres itu, Jakarta hanya mampu mengumpulkan sebanyak 290 kantong darah. Untuk itu, PMI DKI Jakarta akan lebih menggiatkan donor darah agar target pencapaian 400 ribu kantong darah tahun ini bisa tercapai.
Darah yang masuk ke Unit Transfusi Darah Daerah (UTDD) PMI DKI Jakarta selanjutnya diolah untuk sel darah merah pekat, trombosit pekat, plasma cair, dan plasma segar beku. Menurutnya, saat ini kesadaran masyarakat ibu kota untuk mendonorkan darahnya sangat tinggi.
Sementara itu, ratusan anggota Satpol PP DKI Jakarta, melakukan aksi donor darah di Kantor PMI DKI, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan untuk membantu penyediaan darah. “Kami melakukan aksi donor darah untuk membantu menyediakan darah bagi masyarakat,” kata Tiangsa Surbakti, Kasatpol PP Jakarta Pusat.
Tingginya kebutuhan darah di ibukota, menuntut PMI DKI Jakarta untuk menambah pusat-pusat pendistribusi darah. Sehingga rumah sakit dapat semakin mudah memperoleh salah satu kebutuhan medis tersebut.[H-14]
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla di Jakarta Pusat, Selasa (10/4) mengatakan, rumah sakit di Jakarta merupakan yang terbanyak dari wilayah lainnya di Indonesia. Sehingga kebutuhan darah pun terus meningkat.
Ia mengatakan, kuota kantong darah di Jakarta harus lebih banyak. Jika di tingkat nasional persediaan kantong darah mencapai dua persen dari jumlah penduduk Indonesia, maka untuk Jakarta harus tersedia empat persen dari jumlah penduduk ibu kota atau sekitar 400 ribu kantong per tahun.
“Secara nasional kami menargetkan dua persen kantong darah dari jumlah penduduk atau 4,5 juta kantong per tahun. Tapi di DKI targetnya empat persen, kalau penduduknya 10 juta maka targetnya 400 ribu kantong per tahun," ujarnya.
Tahun lalu, disebutkan mantan Wapres itu, Jakarta hanya mampu mengumpulkan sebanyak 290 kantong darah. Untuk itu, PMI DKI Jakarta akan lebih menggiatkan donor darah agar target pencapaian 400 ribu kantong darah tahun ini bisa tercapai.
Darah yang masuk ke Unit Transfusi Darah Daerah (UTDD) PMI DKI Jakarta selanjutnya diolah untuk sel darah merah pekat, trombosit pekat, plasma cair, dan plasma segar beku. Menurutnya, saat ini kesadaran masyarakat ibu kota untuk mendonorkan darahnya sangat tinggi.
Sementara itu, ratusan anggota Satpol PP DKI Jakarta, melakukan aksi donor darah di Kantor PMI DKI, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan untuk membantu penyediaan darah. “Kami melakukan aksi donor darah untuk membantu menyediakan darah bagi masyarakat,” kata Tiangsa Surbakti, Kasatpol PP Jakarta Pusat.
Tingginya kebutuhan darah di ibukota, menuntut PMI DKI Jakarta untuk menambah pusat-pusat pendistribusi darah. Sehingga rumah sakit dapat semakin mudah memperoleh salah satu kebutuhan medis tersebut.[H-14]
suarapembaruan | kaskus | kompas | detik | okezone | SNSD Movement
{ 0 komentar...Tambahkan Komentar Anda }
Posting Komentar