Dua buah tenda berwarna hijau-kuning berdiri kokoh di halaman masjid Salman ITB pada Jumat (9/12). Tenda tersebut merupakan tempat pengambilan darah pada kegiatan Donor Darah rutin bulanan Masjid Salman ITB. Kegiatan tersebut merupakan hasil kerjasama antara Rumah Amal Salman ITB dan PMI.
Kegiatan tersebut terbuka untuk umum, terutama bagi jamaah yang ada di sekitar masjid Salman ITB.
“Tegang, menyenangkan, dan ketagihan,” ujar Ratna, salah seorang pendonor yang juga mahasiswa tingkat satu Fakultas Teknik Industri (FTI) ITB.
Untuk pertama kalinya Ratna mendonorkan darahnya. Pembuluh darahnya yang kecil, membuat darahnya keluar cukup lama. Kendati begitu, ia berharap agar darah yang telah didonorkan bermanfaat untuk orang lain.
Ia memandang positif kegiatan donor darah tersebut. Menurutnya, kegiatan donor darah ini merupakan celah beramal untuk orang lain yang lebih membutuhkan.
Selain Ratna, ada juga Bayu yang baru pertama kali melakukan donor darah. Meskipun masih duduk di kelas 3 SMA, ia berani mendonorkan darahnya. Ia mengaku, sebenarnya telah ada keinginan untuk mendonor darah itu sejak dahulu. Namun keinginannya harus tertunda karena orangtua tidak mengizinkan dan masih belum cukup umur untuk mendonor darah.
Batas usia untuk mendonor darah itu sendiri adalah 18 tahun. Sesuai dengan usia Bayu sekarang. Sama seperti Ratna, ia pun ingin berbagi. “Saling berbagi, soalnya nggak setiap orang mau donor darah,” ujar Bayu.
Kegiatan ini ternyata cukup menarik perhatian jamaah. Tak kurang dari 65 orang mendaftar sebagai calon pendonor. Namun, dari jumlah tersebut hanya 32 orang yang darahnya bisa diambil.
Penyebabnya macam-macam. Ada yang berat badannya belum memenuhi syarat yang ditetapkan, yakni 45 kg untuk perempuan, sementara untuk pria 48 kg. Ada juga yang ditolak karena tekanan darahnya terlampau rendah, atau kadar hemoglobinnya kurang.
Kegiatan tersebut terbuka untuk umum, terutama bagi jamaah yang ada di sekitar masjid Salman ITB.
“Tegang, menyenangkan, dan ketagihan,” ujar Ratna, salah seorang pendonor yang juga mahasiswa tingkat satu Fakultas Teknik Industri (FTI) ITB.
Untuk pertama kalinya Ratna mendonorkan darahnya. Pembuluh darahnya yang kecil, membuat darahnya keluar cukup lama. Kendati begitu, ia berharap agar darah yang telah didonorkan bermanfaat untuk orang lain.
Ia memandang positif kegiatan donor darah tersebut. Menurutnya, kegiatan donor darah ini merupakan celah beramal untuk orang lain yang lebih membutuhkan.
Selain Ratna, ada juga Bayu yang baru pertama kali melakukan donor darah. Meskipun masih duduk di kelas 3 SMA, ia berani mendonorkan darahnya. Ia mengaku, sebenarnya telah ada keinginan untuk mendonor darah itu sejak dahulu. Namun keinginannya harus tertunda karena orangtua tidak mengizinkan dan masih belum cukup umur untuk mendonor darah.
Batas usia untuk mendonor darah itu sendiri adalah 18 tahun. Sesuai dengan usia Bayu sekarang. Sama seperti Ratna, ia pun ingin berbagi. “Saling berbagi, soalnya nggak setiap orang mau donor darah,” ujar Bayu.
Kegiatan ini ternyata cukup menarik perhatian jamaah. Tak kurang dari 65 orang mendaftar sebagai calon pendonor. Namun, dari jumlah tersebut hanya 32 orang yang darahnya bisa diambil.
Penyebabnya macam-macam. Ada yang berat badannya belum memenuhi syarat yang ditetapkan, yakni 45 kg untuk perempuan, sementara untuk pria 48 kg. Ada juga yang ditolak karena tekanan darahnya terlampau rendah, atau kadar hemoglobinnya kurang.
salmanitb | Kaskus | Kompas | detik | Okezone | SNSD Movement
{ 0 komentar...Tambahkan Komentar Anda }
Posting Komentar