LEBAK--MICOM: Stok darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD-PMI) Kabupaten Lebak, Banten, selama dua pekan terakhir menipis karena tingginya permintaan pasien Rumah Sakit Umum Daerah dr Adjidarmo Rangkasbitung.
"Kami kesulitan mendapatkan pedonor dari masyarakat dan pelajar," kata Ketua UDD-PMI Kabupaten Lebak Suhara Manullang, Kamis (9/2).
Ia mengatakan, pihaknya kini terpaksa mencari pendonor pengganti dari keluarga pasien atau tetangga untuk memenuhi persediaan darah. Permintaan pasien demam berdarah dengue (DBD), operasi bedah, digigit ular dan penyakit lainnya per hari antara 30 sampai 40 kantong darah.
Namun demikian, pihaknya tidak mampu memenuhi permintaan darah tersebut karena minimnya pedonor suka rela. "Dengan terbatasnya persediaan darah kami menyarankan keluarga pasien membawa pedonor pengganti," ujarnya.
Menurut dia, selama ini stok darah kekurangan karena petugas belum melakukan "jemput bola" untuk mencari pedonor ke luar daerah. Biasanya, kata dia, setiap bulan rutin mendatangi pedonor melalui berbagai organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, perusahaan dan keagamaan untuk memenuhi kebutuhan darah.
Bahkan, organisasi tersebut sudah bekerja sama di Kabupaten Lebak maupun luar daerah. "Kami memiliki pedonor dari luar daerah lain, seperti Tangerang, Serang, Cilegon, dan Jakarta," katanya. (Ant/OL-04)
mediaindonesia | kaskus | detik | kompas | okezone | SNSD Movement
"Kami kesulitan mendapatkan pedonor dari masyarakat dan pelajar," kata Ketua UDD-PMI Kabupaten Lebak Suhara Manullang, Kamis (9/2).
Ia mengatakan, pihaknya kini terpaksa mencari pendonor pengganti dari keluarga pasien atau tetangga untuk memenuhi persediaan darah. Permintaan pasien demam berdarah dengue (DBD), operasi bedah, digigit ular dan penyakit lainnya per hari antara 30 sampai 40 kantong darah.
Namun demikian, pihaknya tidak mampu memenuhi permintaan darah tersebut karena minimnya pedonor suka rela. "Dengan terbatasnya persediaan darah kami menyarankan keluarga pasien membawa pedonor pengganti," ujarnya.
Menurut dia, selama ini stok darah kekurangan karena petugas belum melakukan "jemput bola" untuk mencari pedonor ke luar daerah. Biasanya, kata dia, setiap bulan rutin mendatangi pedonor melalui berbagai organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, perusahaan dan keagamaan untuk memenuhi kebutuhan darah.
Bahkan, organisasi tersebut sudah bekerja sama di Kabupaten Lebak maupun luar daerah. "Kami memiliki pedonor dari luar daerah lain, seperti Tangerang, Serang, Cilegon, dan Jakarta," katanya. (Ant/OL-04)
mediaindonesia | kaskus | detik | kompas | okezone | SNSD Movement
{ 0 komentar...Tambahkan Komentar Anda }
Posting Komentar